News Update :
Home » » Gambar cara pasang parabola

Gambar cara pasang parabola

Penulis : Unknown on Jumat, 24 Januari 2014 | 03.07


Gambar 6: Mengatur polarisasi antena dalam LNBF
Karena saya berada di 6,12o S, yaitu 6,12o di bawah garis katulistiwa maka saya harus mendongakkan piringan parabola sebanyak 6,12o di sumbu N agar posisi antena tepat mengarah ke atas katulistiwa. Karena Ø parabola 115 cm, maka dengan menghitung SIN 6,12o x 115 cm didapat 12 cm (ingatlah rumus trigonometri Sine, Cosine dan Tangent. Gunakan scientific calculator untuk memudahkan perhitungan). Yang kita lakukan ini disebut dengan mengatur “deklinasi”.
Gambar 7: Mengatur deklinasi
Karena saya berada di 106,5o E sementara satelit berada di 105,5o E berarti saya harus menurunkan posisi piringan sebesar 1,0o di sumbu W. Karena Ø parabola 115 cm, maka dengan menghitung SIN 1,0o x 115 cm didapat 2 cm. Yang kita lakukan ini adalah mengarahkan piringan parabola tepat pada orbit satelitnya. Karena hanya coba-coba, saya berikan beban tertentu ke sumbu W, diganjal di bawah sedemikian rupa sehingga piringan parabola turun tepat sebanyak 2 cm di sumbu W.
Gambar 8: Menyesuaikan piringan ke arah ke orbit satelit AsiaSat 3S
Gambar 9: Hasil akhir pemasangan parabola
Selesailah kita mengatur antena parabola. Kita akan mengatur STB. Karena pengaturan tiap merk STB berbeda-beda, gambar yang ditampilkan hanyalah sekadar acuan belaka. Pertama, masukkan konfigurasi antena pada STB, dan akhiri dengan mencari transponder serta channel yang disediakan pada satelit tersebut (otomatis ada pada STB masing-masing):
a. Satellite: AsiaSat 3S;
b. LNB Type: Standard (Frequency 5,150 MHz);
c. 22 KHz: Off;
d. Polarity: Auto.
Gambar 10: Mengatur konfigurasi antena
Jika Anda tidak dapat menemukan transponder atau channel — masukkan secara manual data salah satu TV, misalnya TV 5 ASIE:
a. Frequency: 3.670 GHz;
b. Polarity: HORIZONTAL (H);
c. Symbol Rate: 26,000 symbols/second;
d. FEC: 7/8;
e. Name: TV 5 ASIE;
f. Video PID: 1120;
g. Audio PID: 1121;
h. PCR PID: 1120.
Jika Anda menemukan beberapa channel TV secara otomatis melalui fasilitas
Search di STB — pilihlah satu channel misalnya TV 5 ASIE.
Gambar 11: Kekuatan sinyal yang diterima
Kemudian, aturlah agar sinyal diterima sebesar mungkin dengan mengkoreksi kedudukan piringan parabola. Pada gambar di atas, kekuatan sinyal yang semula hanya 20% setelah dikoreksi menjadi 73%, kualitas tetap 85% tetapi warnanya sudah hijau artinya sudah cukup stabil menerima sinyal. Pada STB yang saya miliki, gambar akan tampak baik bila sinyal ada di atas 60%, kualitas di atas 80% dan bar persentase menunjukkan warna hijau (bisa berbeda di tiap STB).
Setelah sepuluh langkah ini selesai dilalui, kita bisa mengulang pencarian transponder serta channel lain agar seluruh siaran bisa ditangkap. Ada 55 siaran TV gratis + 26 siaran radio gratis yang saya bisa nikmati (di luar siaran teracak yang jumlahnya mendekati 100). Setelah itu siaplah kita menikmati siaran dari luar negeri melalui satelit AsiaSat 3S dengan kualitas video tanpa cacat serta suara stereo yang membahana.

Gambar 12: Beberapa channel yang bisa ditangkap. Gambar di sini kurang cerah karena kamera digital memfoto langsung layar televisi
Sangat puas bisa menemukan posisi satelit secara mandiri, biar pun sinyal yang diterima pas-pasan tetapi karena mencari dengan usaha sendiri, ada ilmu berharga yang bisa kita serap. Tantangan ke depannya adalah bagaimana mencari satelit untuk TVRO lainnya seperti Palapa C2, Panamsat 7 + 10, ST 1, Thaicom23, Apstar 2R, AsiaSat 2 serta Telkom 1. Mengganti C Band LNBF dengan antena receiver/transverter band amatir radio adalah hal yang mudah setelah Anda tahu posisi satelitnya berada di mana. Antena transmitter untuk komunikasi dua arah dengan satelit biasanya Yagi; tentunya mudah ditentukan arahnya dengan bantuan referensi posisi piringan parabola kita.
Catatan:
Pengaturan posisi piringan parabola ini hanya untuk menerima sinyal satelit Geostationer Earth Orbit (GEO) yang orbitnya di sekitar garis katulistiwa, bukan untuk satelit Low/Medium Earth Orbit (LEO/MEO) atau yang orbitnya tidak berada di garis katulistiwa.
Share this article :

Posting Komentar

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger